Profil Desa Ketanggi

Ketahui informasi secara rinci Desa Ketanggi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Ketanggi

Tentang Kami

Profil Desa Ketanggi, Suruh, Semarang. Mengupas potensi agraris, khususnya budidaya beras hitam organik, serta geliat UMKM lokal yang menjadi pilar ekonomi masyarakat di wilayah perbukitan subur Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

  • Sentra Beras Hitam Organik

    Desa Ketanggi dikenal sebagai salah satu pusat pengembangan dan budidaya padi varietas beras hitam organik yang memiliki nilai gizi dan ekonomi tinggi, menjadi komoditas unggulan utama desa.

  • Ekonomi Berbasis Agraris

    Perekonomian desa secara dominan ditopang oleh sektor pertanian, dengan mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani yang mengolah lahan sawah tadah hujan dan tegalan.

  • Geliat UMKM Lokal

    Seiring dengan pertanian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seperti produksi gula merah, telur asin, dan aneka keripik terus didorong untuk berkembang melalui digitalisasi pemasaran.

XM Broker

Terletak di kawasan perbukitan yang subur di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Desa Ketanggi memantapkan dirinya sebagai sebuah wilayah agraris yang dinamis dengan komoditas unggulan yang spesifik. Desa ini bukan hanya sekadar lanskap persawahan, tetapi juga pusat inovasi pertanian, khususnya dalam budidaya beras hitam organik yang mulai menarik perhatian pasar nasional. Profil Desa Ketanggi Suruh Semarang merupakan cerminan dari ketekunan petani dalam mengolah lahan, kemampuan beradaptasi dengan kondisi alam, serta semangat untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal.

Kondisi Geografis dan Demografi

Secara administratif, Desa Ketanggi ialah satu dari tujuh belas desa yang berada di wilayah Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah desa ini didominasi oleh lahan pertanian, yang mencakup persawahan dan tegalan. Secara geografis, Kecamatan Suruh sendiri berada di ketinggian rata-rata 488 meter di atas permukaan laut, dengan bentang alam berupa perbukitan. Hal ini memberikan Desa Ketanggi iklim yang sejuk dan tanah yang subur, sangat cocok untuk kegiatan pertanian meskipun sebagian besar mengandalkan sistem tadah hujan.Desa Ketanggi terdiri dari empat dusun, yakni Dusun Ketanggi, Jetis, Krajan dan Ngemplak. Batas-batas wilayahnya bersinggungan langsung dengan desa-desa tetangga di dalam Kecamatan Suruh, menjadikannya bagian dari sebuah ekosistem sosial dan ekonomi yang terintegrasi. Ketersediaan sumber daya alam, terutama lahan dan air, menjadi faktor penentu utama bagi pola kehidupan dan mata pencaharian penduduk setempat.Berdasarkan data kependudukan yang ada, mayoritas penduduk Desa Ketanggi menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kepadatan penduduknya tersebar secara merata di keempat dusun, dengan pola pemukiman yang khas pedesaan Jawa, di mana rumah-rumah warga berdekatan dan dikelilingi oleh lahan garapan mereka. Struktur sosial masyarakatnya masih sangat komunal, dengan interaksi yang erat antarwarga.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Roda pemerintahan Desa Ketanggi berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dipilih secara langsung oleh warga. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa dibantu oleh jajaran perangkat desa, termasuk Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur), Kepala Seksi (Kasi), dan para Kepala Dusun. Sistem pemerintahan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan administrasi yang efisien, mengelola aset desa, dan merencanakan program pembangunan yang aspiratif dan partisipatif.Fokus utama Pemerintah Desa Ketanggi saat ini ialah pada penguatan sektor ekonomi unggulan, terutama pertanian beras hitam dan pemberdayaan UMKM. "Kami melihat potensi luar biasa pada beras hitam organik yang dikembangkan oleh para petani kami. Ini bukan hanya soal budidaya, tetapi tentang membangun sebuah brand desa," ujar Kepala Desa Ketanggi. "Oleh karena itu, pemerintah desa berkomitmen untuk mendukung petani melalui penyuluhan, bantuan akses pasar, dan promosi. Di samping itu, kami juga terus mendorong para pelaku UMKM untuk naik kelas melalui pelatihan pemasaran digital."Lembaga Badan Permusyawaratan Desa (BPD) turut memainkan peran krusial sebagai mitra pemerintah desa. BPD berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta mengawasi jalannya pemerintahan agar tetap transparan dan akuntabel. Sinergi yang baik antara pemerintah desa dan BPD menjadi modal penting dalam mengarahkan pembangunan Desa Ketanggi menuju kemandirian dan kesejahteraan.

Pilar Ekonomi: Pertanian Beras Hitam dan UMKM

Perekonomian Desa Ketanggi secara fundamental ditopang oleh sektor pertanian. Mayoritas warga berprofesi sebagai petani padi di lahan sawah dan palawija saat musim kemarau tiba. Namun yang menjadi pembeda dan keunggulan utama desa ini ialah keberhasilannya dalam membudidayakan padi varietas beras hitam. Inisiatif ini digerakkan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tri Karya Tani, yang melihat peluang pasar dari komoditas beras fungsional yang kaya akan gizi dan manfaat kesehatan.Budidaya beras hitam di Desa Ketanggi dilakukan dengan metode semi-organik hingga organik, yang menjaga kualitas dan keamanan produk. Keberhasilan ini tidak hanya berhenti di tingkat produksi. Para petani, melalui Gapoktan, telah berhasil menjalin kemitraan dengan beberapa perusahaan besar yang melirik beras hitam Ketanggi sebagai bahan baku untuk produk makanan olahan. Setiap minggunya, desa ini mampu memasok beras hitam dalam jumlah signifikan ke perusahaan mitra, memberikan dampak ekonomi langsung bagi para petani. Keberhasilan ini juga mendorong desa-desa lain di Kecamatan Suruh untuk mengadopsi budidaya serupa, menjadikan Ketanggi sebagai pelopor.Di samping pertanian beras hitam, geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mulai menunjukkan potensinya. Berbagai produk olahan lokal dihasilkan oleh warga, di antaranya gula merah, telur asin, serta aneka keripik pisang dan singkong. Meskipun sebelumnya pemasaran masih bersifat konvensional, kini para pelaku UMKM mulai mendapatkan sentuhan modernisasi. Melalui program pendampingan, seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari berbagai universitas, para pelaku usaha didorong untuk mengadopsi pemasaran digital. Edukasi ini mencakup pembuatan merek, pengemasan yang menarik, hingga pemanfaatan media sosial dan marketplace untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Kehidupan Sosial, Budaya, dan Pendidikan

Kehidupan masyarakat Desa Ketanggi sangat kental dengan nilai-nilai komunal dan religius. Semangat gotong royong masih menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari, baik dalam kegiatan pertanian, acara sosial, maupun pembangunan fasilitas umum. Interaksi sosial yang hangat antarwarga di dusun-dusun menjadi fondasi bagi terciptanya lingkungan yang aman dan harmonis.Dalam bidang pendidikan, Desa Ketanggi telah memiliki sarana pendidikan dasar yang memadai. Terdapat fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar, seperti SD Negeri Ketanggi 01, yang memastikan anak-anak usia sekolah mendapatkan akses pendidikan yang layak di dalam desa. Untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah (SMP dan SMA), para siswa biasanya menempuh pendidikan di pusat kecamatan atau kota terdekat seperti Salatiga, yang dapat dijangkau dengan mudah.Di sektor kesehatan, layanan dasar diakomodasi melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif memberikan pemantauan kesehatan bagi ibu dan anak. Keberadaan Bidan Desa juga menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan primer bagi masyarakat.

Infrastruktur dan Aksesibilitas

Infrastruktur di Desa Ketanggi terus mengalami peningkatan untuk mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Akses jalan utama yang menghubungkan desa dengan pusat Kecamatan Suruh dan jalan raya Semarang-Salatiga berada dalam kondisi yang cukup baik, mempermudah mobilitas warga dan distribusi hasil bumi. Pemerintah desa juga secara berkala melakukan perbaikan dan pemeliharaan jalan antardusun dan jalan usaha tani untuk melancarkan pengangkutan hasil panen.Jaringan listrik dari PLN telah menjangkau seluruh pemukiman warga, sementara layanan telekomunikasi dan internet juga sudah tersedia. Kehadiran infrastruktur digital ini menjadi faktor pendukung penting, terutama bagi upaya digitalisasi pemasaran produk-produk UMKM desa. Untuk sektor pertanian, karena sebagian besar merupakan sawah tadah hujan, manajemen air saat musim kemarau menjadi tantangan tersendiri yang terus dicarikan solusinya oleh para petani melalui kearifan lokal dan teknologi sederhana.Sebagai kesimpulan, Desa Ketanggi merupakan contoh nyata sebuah desa agraris yang mampu berinovasi dan menemukan ceruk pasarnya sendiri. Dengan menjadikan beras hitam organik sebagai komoditas unggulan dan terus mendorong pertumbuhan UMKM lokal, desa ini berada di jalur yang tepat menuju kemandirian ekonomi. Tantangan ke depan meliputi regenerasi petani, peningkatan skala produksi yang berkelanjutan, dan penguatan merek kolektif produk-produk desa. Dengan kolaborasi yang solid antarwarga dan dukungan pemerintah, Desa Ketanggi memiliki potensi besar untuk menjadi desa agro-kreatif yang maju dan sejahtera.